1. Al Jurjani
Al-Jurjani sebagaimana dalam kitabnya at-Ta'rifat mengatakan,Hadits qudsi adalah hadits yang secara makna datang dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah. Hadits qudsi diartikan sebagai berita dari Allah kepada nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah SAW menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau sendiri. Maka dari itu, Al Quran lebih utama dibandingkan hadits qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya.
2. Al-Munawi
Al Munawi sebagaimana tercantum dalam kitab Faidhul Qodir menjelaskan,
Hadits qudsi adalah berita yang disampaikan Allah SWT kepada nabiNya secara makna dalam bentuk ilham atau mimpi. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan berita 'makna' itu dengan redaksi beliau.
3. Az-Zarqani
Az-Zarqani berpendapat bahwa redaksi dan makna hadits qudsi berasal dari Allah. Sebagaimana dikatakan dalam kitab Manahil al-Urfan sebagai berikut,
Hadits qudsi redaksinya diwahyukan dari Allah SWT (menurut pendapat yang masyhur), sedangkan hadits nabawi makna diwahyukan dari Allah SWT untuk selain kasus ijtihad Rasulullah SAW. Sementara redaksinya dari Rasulullah SAW.
Seluruh umat Islam wajib percaya dan taat hadits qudsi. Allah SWT telah mengingatkan pentingnya menaati Rasulullah SAW dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 32,
Artinya: Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."